SUMENEP - Di setiap fase atau perkembangan zaman pergantian kurikulum dinilai tepat agar pelaksanaan pendidikan semakin maju menyesuaikan dengan perkembangannya. Seperti halnya ketika ada peralihan dari Kurikulum 13 (K13) yang masih menggunakan silabus, kemudian berubah kepada Kurikulum Merdeka (Kurmer) yang menggunakan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).
Hal tersebut ditegaskan Guru Kelas awal SDN Lembung Barat Kecamatan Lenteng Kabupaten Sumenep, Nur Hakimah, S.Pd, meskipun diakui hanya istilah dan namanya saja baru, namun perubahannya sedikit dan hanya caranya yang berbeda.
“Sebenarnya tetap bisa dilakukan dengan menyatukan K13 dengan Kurmer tinggal bagaimana materinya lebih dikuatkan utamanya terkait literasinya, ” ujar Nur Hakimah, di sela-sela mengikuti Advokasi dan Sosialisasi Penguatan Literasi bagi Guru Kelas Awal dalam Bingkai Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep bersama Tim Inovasi, di Gedung HK Kolor Sumenep, Selasa (27/09/2022).
Hal tersebut diakui baru mendapatkan materi dari Tim Inovasi Kabupaten Sumenep selama dua hari bagaimana melaksanakan penguatan literasi dengan cara menyenangkan, sehingga anak-anak mau belajar membaca dan menulis dengan senang. Dan ketika mereka melakukan dengan senang kendala yang selama ini sering menghantui anak lebih tertarik main gadget.
Baca juga:
Unija Lepas Mahasiswa KKN di Tiga Kecamatan
|
Dengan penguatan literasi bagi guru kelas awal saat ini pihaknya semakin optimis dan yakin setidaknya mampu mengembalikan anak untuk lebih senang belajar dengan lebih rilek, sesuai dengan kurikulum merdeka yang terus bisa divariasi dan berkelanjutan.
“Karenanya, perlu ditindaklanjuti dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) oleh para guru kelas awal di sekolah masing-masing dengan dukungan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan pengawas sekolah minimal melakukan penguatan literasinya, ” tandasnya.
Hal yang sama disampaikan Guru Kelas awal SDN Karangduak Kecamatan Kota, Achmad Yusuf, S.Pd. Menurutnya, antusias dalam mengikuti Advokasi dan Sosialisasi Penguatan Literasi bagi Guru Kelas Awal terlihat dari para guru termasuk dirinya, untuk segera mampu melaksanakan literasi pada anak di sekolahnya.
“Beberapa materi dalam kegiatan tersebut di antaranya tentang pencapaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, ATP, pembuatan modul serta pengembangan dari modul yang dibuat oleh guru, ” ujarnya.
Diakui, pihaknya bersama guru yang lain mengapresiasi setiap materi yang disampaikan Tim Inovasi, sehingga penyampaiannya bisa diterima dengan baik, karena ditampilkan tehnik-tehniknya agar para peserta bisa melaksanakan proses pembelajaran ke depan dengan berkelanjutan khususnya di sekolah masing-masing.
Sementara Cahyadi Wahyono (Mas Yayak), District Fasilitator (DF) Inovasi Kabupaten Sumenep ini bersama Tim Inovasi Kabupaten Sumenep lainnya seperti Fathorrahman (Kak Avan), Imam Buhari (Pengawas Sekolah) dan beberapa anggota Tim Inovasi lainnya benar-benar menghidupkan suasana kegiatan advokasi dan sosialisasi penguatan literasi bagi guru kelas awal dalam bingkai kurikulum merdeka.
“Setelah beberapa materi tersampaikan hingga hari ketiga besok dan peserta melaksanakan dengan penuh semangat, tentunya yang diperlukan implementasi setelah kegiatan ini, ” tandas Yayak yang juga Tim Inovasi Jawa Timur ini.
Bahkan, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan survei implementasi kurikulum merdeka terhadap guru kelas awal ini. Sedangkan keterampilan yang dibutuhkan di antaranya; P5, asesmen, pendampingan numerasi, penilaian, media dan alat pembelajaran, kemudian dukungan yang paling dibutuhkan di antaranya; pembelajaran, P5, perangkat ajar, sarana prasarana serta dukungan buku. (*)